Monday, June 12, 2006

Terserah Kamu

Stephen Covey (pengarang Seven Habits) pernah mengatakan, “Communication is the most important skill in life”.

Mungkin bagi sebagian orang kata-kata Covey diatas hanya akan dipandang sebelah mata, yang terlalu membesar-besarkan. Bahkan tak sedikit yang kemudian menertawakannya.

Tapi disini, tanpa bermaksud mendukung penuh pernyataan Covey diatas, kita bisa melihat berbagai fakta sejarah dari orang-orang terkenal yang memang sangatlah ahli dalam berkomunikasi. Sebut saja Adolf Hitler, Fidel Castro, Mussolini, Bung Karno, Bung Hatta, RA Kartini, Saddam Husein, Kwik Kian Gie, Rhenald Kasali, Hermawan Kertajaya, serta masih banyak contoh nyata yang tidak mungkin disebutkan disini.

Kata-kata mereka seakan magnet yang mampu membuat orang lain merapat. Pidato mereka begitu menghipnotis dan mampu menjadi inspirasi banyak orang. Buku, tulisan dan bahkan surat-surat pribadi mereka menjadi best seller sepanjang zaman.

Mereka telah membaca begitu banyak literatur dan referensi. Apa yang mereka baca selalu dianjurkan untuk dibaca oleh semua orang dengan harapan kemampuan mereka bisa diwarisi oleh para pengikutnya.

Untuk bisa berkomunikasi dengan baik tentunya bukan perkara mudah. Kita harus memiliki modal dasar kuat, salah satunya pengetahuan yang luas. Modal ini bisa didapat melalui aktivitas membaca dan mendengar. Semakin banyak membaca (apalagi bacaan yang dibaca beragam), pengetahuan yang didapat secara otomatis juga akan semakin bertambah.

Dengan cara itulah kita bisa berbicara (baca:berkomunikasi) dengan baik. Baik itu mengkomunikasikan secara lisan ataupun dalam bentuk tulisan.

Khusus untuk cara komunikasi kedua (tulisan) banyak orang yang mengabaikan dan cenderung menyepelekan. Padahal komunikasi dalam bentuk tulisan adalah sangat penting. Penting bagi karir Anda, penting bagi cita-cita Anda dan penting bagi karakter kepemimpinan Anda. Sehingga bisa dikatakan menulis merupakan bagian yang tak terpisahkan dari profesi seseorang.

Menulis bukan hanya sekedar penguasaan tata bahasa dan tanda baca, masih banyak sesuatu yang lebih dari itu. Menulis merupakan sebuah proses pengembangan kemampuan, terutama dalam berpikir dinamis, kemampuan analisis, serta kemampuan dalam membedakan segala sesuatu secara akurat dan benar.

Banyak keuntungan yang didapat dari aktivitas ini. Salah satunya adalah semakin terbukanya network, khususnya untuk pengembangan karir. Menulis juga membantu mengungkap sesuatu yang tersembunyi dan sangat dibutuhkan seseorang, yang sebelumnya belum diketahui.

Anda harus percaya, muara manapun yang dipilih – pembicara atau penulis, kemampuan menulis adalah tulang punggungnya.

Sebuah survey dilakukan oleh tim dari Southern Utah University terhadap anggota AICPA (American Intitute of Certified Public Accountants) dan IMA (Institute of Management Accountants). Dari 2.181 respon yang masuk seluruhnya menunjukkan bahwa “writes well” adalah satu dari tujuh keahlian yang sangat penting yang harus dimiliki oleh setiap akuntan khususnya di tingkat entry level. Enam atribut lainnya, ternyata juga kembali pada faktor pentingnya kemampuan menulis yaitu kemampuan mendengar secara efektif, kemampuan menggunakan tata bahasa yang baik dalam berbicara dan menulis, kemampuan membuat dokumen dengan ejaan yang tepat, kemampuan mengajukan pertanyaan yang tepat saat berhadapan dengan klien, kemampuan untuk mengorganisir informasi ke dalam kalimat dan paragraf, dan kemampuan untuk menggunakan vocabulary bisnis dengan benar.

Sebelumnya, tahun 1989, seberkas white paper berjudul “Perspectives on Education: Capabilites for Success in Accounting Profession” mengungkapkan bahwa semua dari 8 besar kantor akuntan publik (Big-8 Firms) menyepakati bahwa akademi dan universitas manapun semestinya menyediakan suatu kurikulum, yang bisa mengembangkan kemampuan komunikasi para siswa.

Sir Francis Bacon, filsuf Inggris yang juga disebut Bapak Ilmu Pengetahuan Modern mengatakan, “Reading maketh a full man, conference a ready man, and writing an exact man”. Pengetahuan dan keahlian seseorang bisa dikembangkan melalui kegiatan menulis, lebih dari sekedar kegiatan membaca atau berdiskusi saja.

Jadi, mulailah menulis sekarang. Terus menulis, menulis, dan menulis. Jangan takut salah. Jangan takut tulisan Anda akan jelek. All the first time is shit!!!

0 komentar: