Wednesday, May 24, 2006

bad time

Semua orang pasti pengin terhindar dari yang namanya “penyakit”. Nggak peduli itu penyakit fisik ataupun psikis. Karena hal itu sangat mengganggu. Apalagi kalau penyakit itu termasuk kategori penyakit menahun alias penyakit kambuhan dan udah jadi pengikut setia tubuh kita. Dijamin bakal tersiksa lahir-bathin. Sumpah!!!

Okelah kalau ada yang bilang, “Dibalik penyakit itu pasti ada hikmah positip yang bisa diambil”. It’s okay, saya tidak sepenuhnya menolak anggapan itu. Tapi untuk saat ini tolong sedikit buang pemikiran adanya “hikmah” tadi. Karena gara-gara “penyakit”, saya mengalami kejadian yang sangat menyiksa. Tiga kali kehilangan STNK sepeda motor!!!

Hah, trus apa hubungannya penyakit sama kehilangan STNK sepeda motor? Perasaan, nggak ada hubungan sama sekali??!! Oke, tahan dulu emosi Anda. Dengarkan dan simak penjelasan saya. Baru setelah itu komentar.

Lupa! Itulah penyakit yang sudah menggerogoti memori otak saya sejak lama. Bahkan belakangan ini kondisinya semakin parah. Bukan lagi sekedar lupa tapi bener-bener nggak bisa mengingat hal kecil yang sudah terjadi. Kondisi yang cukup kronis bukan? Tapi untungnya, masih agak jauh kalau mau dimasukkan dalam kategori pikun. Dan saya emang nggak pengin tergabung di komunitas pikun nasional. Karena saya masih muda. I’m 22 years old man!

Kehilangan pertama :
Ini terjadi kalau nggak salah tahun 2003 awal, saat saya masih pake sepeda motor Honda Grand keluaran tahun 2005. Untungnya beberapa hari kemudian ada orang yang menemukan dan berbaik hati mengantarkannya ke rumah. Walau untuk itu, tidak gratisan. Ya biasalah “salam tempel” khas Indonesia sebagai tanda terima kasih.
Dan anehnya, selama kurang lebih lima hari sejak kehilangan saya masih belum sadar kalau STNK saya raib. Baru setelah ada orang yang datang ke rumah, saya “ngeh” kalau beberapa hari ini udah jadi jagoan. Muter-muter kota Surabaya dengan sepeda kosongan tanpa STNK! Untung pak polisi lagi males razia.

Kehilangan kedua :
Awal tahun 2006 lalu. Ini cukup memalukan karena sepeda motornya pinjaman. Masih sama seperti kejadian pertama, ada orang yang mengembalikan. Cuma bedanya, kali ini dikembalikan langsung ke alamat pemiliknya seperti yang tertera di STNK, bukan ke rumah saya. Malu dong, udah dipinjemin eh malah ngilangin.
Dan lagi-lagi saya tidak bisa mengingat, apalagi secara persis kronologis kehilangannya. Lupa!!! Tiba-tiba kertas warna kuning berbungkus plastik mika itu hilang begitu saja.

Kehilangan ketiga :
Masih gres dikepala. Kejadiannya hari Jumat malam tanggal 19 Mei 2006. Sepeda motornya Honda Grand keluaran 1996 punya sodara. Nggak tahu juga hilangnya dimana. Sadar hilang pas sabtu pagi, sodara saya tanya STNK, sepedanya mau dipake ke kampus. Dicari di empat saku celana nggak ada. Di dua kantong jaket juga nggak ada. Akhirnya sampai pada satu kesimpulan, STNK kembali raib untuk ketiga kalinya!!!!
(lagi-lagi) Untungnya, ada orang yang telpon rumah dan mengabarkan kalau dia menemukan STNK saya yang sempat raib.

Yang menyakitkan. Ketiga-tiganya hilang saat kanker alias kantong kering. Padahal saya harus kasih “salam tempel” ke orang yang menemukan. So, solusinya gimana?! Yach apalagi kalau bukan dengan ngutang hehehehe….. VIVA NGUTANG!!!

Itulah sebagian kecil contoh kongkrit betapa tersiksanya mengidap suatu penyakit, apalagi kalau penyakit itu udah kronis dan sulit disembuhkan. Dan masih banyak contoh lain yg lebih parah dari itu...

0 komentar: