Tuesday, May 02, 2006

Don’t be OMBS!!!!

150106

Sebagai seorang mahasiswa yg baek (biarpun semesternya udah kelewat batas) tetap aja aku harus mematuhi peraturan yang ada dikampus, mulai dari masalah akademik, birokrasi, sampai masalah bayar spp.

Ngomogin bayar Spp, aturan yang berlaku dikampusku (maybe it’s same like others colleges), selama mahasiswa masih belum dinyatakan lulus ujian skripsi, setua apapun dia, tetap diwajibkan membayar uang sekolah yg beken dengan sebutan Spp tadi.

Kebetulan untuk angkatanku (2001), biaya yg dipatok pertahun sebesar 1,8 jeti. Bisa dibayar langsung satu tahun, bisa per semester, dan bisa pula dengan cara bulanan. Berhubung aku termasuk kaum pinggiran yang terbiasa membayar segala sesuatu dengan cara kredit alias nyicil dan tak jarang ngutang, option ketiga jadi pilihan favorit.

Rinciannya, tiap bulan aku harus membayar 175 rebu, kecuali pada bulan Agustus sebesar 400 rebu dan Februari 350 rebu. Dan bebas bayar pada bulan Juli, September dan Januari. Jadi kalo di total biayanya tetap sama yakni 1,8 jeti.

Nah, berhubung aku (lagi-lagi) termasuk kategori OMBS (Orang Males Bayar Spp), cicilan tiap bulan tadi masih banyak yg sering ke-pending (baca:nunggak).

Salah satu contoh konkrit, gress, dan sukses bikin kepala pusing tujuh keliling adalah spp bulan Desember kemaren.

Harusnya uang sialan itu harus sudah aku setor ke Bank Mandiri* selambat-lambatnya tanggal 10. Tapi sampai pertengahan bulan, uang sebesar 175 rebu itu masih tetap dalam genggaman.

Bisa ditebak, seiring dg makin menuanya tanggal (apalagi uang jajan sudah sakaratul maut) uang tadi pun sedikit demi sedikit mulai menyusut sampai akhirnya lenyap tanpa bekas. Spp pun sukses tak terbayar. S**t!

Jujur aja, nggak ada niat buat nunda pembayaran itu. Tapi cuaca yg tidak menentu kala itu (hujan sering muncul tiba-tiba) bikin aku males melangkahkan kaki ke bank yg berjarak 5 km dari rumah. Sumpah, bawaannya pengin meluk guling mulu! Mending klesetan di kamar sambil ngebayangin em-el bareng Mariana Renata, uch…

Memasuki bulan Januari, aku dapet subsidi dari ortu (maklum pengangguran) sebesar 500 rebu. 175 rebu aku anggarkan buat bayar tunggakan uang sekolah sisanya aku gunakan untuk meminimalisir tumpukan utang yang makin tak terbendung.

Tapi lagi-lagi kejadian memilukan terulang. Akibat MBS, uang Spp pun kembali hangus tak berbekas. Padahal bulan Februari besok, aku harus bayar 350 rebu. Belum lagi ketambahan denda keterlambatan 5 rebu tiap bulannya.
Jancokk bayar atek duek opo iki?!!!!!!!!!!!


Bank Mandiri : tempat biasanya aku bayar spp

0 komentar: